Mendengar masalah sampah mungkin sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Ada banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut, salah satunya adalah ketidakmampuan kita dan kurangnya informasi dalam membedakan sampah organik dan anorganik sehingga membuat proses penguraian sampah menjadi terhambat.
Disinilah kami memberikan sebuah solusi dengan membuat website InPeSa(Info Pengolahan Sampah) yang khusus untuk memberikan informasi mengenai cara membedakan sampah oraganik dan anorganik dan cara mengelolanya
Sampah organik adalah sampah yang berasal dari sisa mahkluk hidup yang mudah terurai secara alami tanpa proses campur tangan manusia untuk dapat terurai.
Istilah sampah organik basah dimaksudkan sampah mempunyai kandungan air yang cukup tinggi. Contohnya kulit buah dan sisa sayuran.
Sementara bahan yang termasuk sampah organik kering adalah bahan organik lain yang kandungan airnya kecil. Contoh sampah organik kering di antaranya kertas, kayu atau ranting pohon, dan dedaunan kering.
Bahan-bahan yang di butuhkan :
Langkah-langkah pembuatan :
Proses pemisahan sampah dilakukan dengan memilah bahan-bahan sampah. Proses ini dilakukan di tingkat produsen sampah, entah itu dari sampah rumah tangga, sampah dari pasar, atau sampah dari instansi tertentu.
Pencacahan adalah proses pemotongan sampah menjadi serpihan yang lebih kecil. Proses ini diperlukan untuk memudahkan pembuatan pakan ternak. Proses pencacahan bisa dilakukan dengan mesin pencacah agar lebih cepat dan efisien
Proses selanjutnya adalah fermentasi. Proses ini
bertujuan
untuk meningkatkan kandungan gizi dari pakan ternak.
Selain
itu, proses fermentasi juga dilakukan untuk
meningkatkan
nilai cerna sampah.
Melalui proses ini, makanan ternak akan memiliki
nilai gizi
bagi hewan ternak. Fermentasi dilakukan dengan
menggunakan
bantuan salah satu jenis bakteri fermentasi, yaitu
bakteri
inokulan.
Setelah proses fermentasi selesai, sampah organik yang telah diproses kemudian dikeringkan. Pengeringan dapat menggunakan cara tradisional, seperti penjemuran dibawah terik matahari. Setelah kering, bahan tersebut kemudian digiling hingga menjadi tepung (penepungan).
Proses selanjutnya adalah mencampurkan tepung dengan beberapa bahan tambahan lainnya. Pencampuran ini dilakukan dengan mesin pencampur. Tujuannya adalah untuk memperkaya kandungan dalam pakan ternak, sehingga benar-benar memenuhi kebutuhan gizi ternak.
Proses ini adalah proses terakhir. Pakan ternak yang telah jadi akan dibentuk menjadi pelet. Pelet dapat disimpan hingga 6 bulan lamanya..
Bahan-bahan yang di butuhkan :
Langkah-langkah proses pembuatan :
Sampah anorganik ialah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non hayati baik berupa produk sinterik maupun hasil proses teknologi pengelolahan bahan tambang atau sumber daya alam dan tidak dapat diuraikan oleh alam
Sampah anorganik lunak merupakan jenis sampah non alami yang mudah
dibentuk atau diolah. Bahan penyusun sampah terdiri dari kandungan
bahan-bahan yang lentur.
Beberapa macam sampah anorganik lunak, antara lain sampah plastik,
bungkus kemasan, sampah dari bahan tekstil (seperti kain perca).
Sampah anorganik keras memiliki kandungan bahan yang sulit untuk
dihancurkan dan sifatnya lebih kuat daripada jenis yang lunak. Limbah
ini kebanyakan sulit untuk diolah kembali. Untuk melakukan daur ulang,
maka diperlukan teknologi dan alat yang lebih kompleks.
Macam-macam sampah anorganik keras, antara lain sampah kaleng, sampah
kaca atau material pecah belah, sampah dari bahan-bahan metal.
Berkaitan dengan prinsip pengolahan sampah, sampah anorganik
mulai banyak
dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan tangan. Bahkan,
sekolah-sekolah pun
banyak yang memberikan pelatihan atau edukasi kepada
murid-muridnya
untuk membuat prakarya dari bahan dasar sampah.
Tentu, hal ini menjadi terobosan baru di dunia industri
kreatif agar
membuat inovasi baru untuk mengurangi dampak negatif dari
sampah
anorganik.
Seperti yang dijelaskan diatas, salah satu prinsip
pengolahan sampah
adalah recycle atau daur ulang. Sampah-sampah dapat diolah
menjadi
barang-barang yang memiliki nilai guna yang lebih tinggi.
Sampah anorganik dapat dimanfaatkan sebagai bahan-bahan daur
ulang yang
tentunya bermanfaat untuk kehidupan masyarakat.
Sampah anorganik merupakan sampah yang lama terurai, penggunaan kembali sampah tentu sangat memungkinkan untuk dilakukan. Sampah-sampah rumah tangga dapat difungsikan menjadi benda lain yang sederhana. Seperti ember cat untuk bak penampungan air dan sebagainya.
Manfaat lain dari sampah anorganik adalah dapat dijadikan
bahan mainan
anak-anak. Jika kita ingin melatih kreativitas anak-anak,
ajaklah mereka
untuk membuat mainan sendiri dari limbah anorganik yang ada
di rumah.
Tidak perlu menggunakan alat yang rumit, cukup menggunakan
peralatan
yang ada di rumah. Selain dapat menghasilkan sesuatu, cara
ini juga
bermanfaat bagi tumbuh kembang anak. Harapannya, anak
menjadi lebih
kreatif dan lebih peduli dengan lingkungan.
Mendapatkan uang dari sampah, mengapa tidak? Inilah salah
satu manfaat
sampah yang banyak dilupakan. Padahal sampah anorganik yang
diolah
dengan baik bisa membantu meningkatkan pendapatan ekonomi.
Apalagi jika seseorang berhasil membuat usaha khusus di
bidang daur
ulang sampah, maka lapangan pekerjaan pun akan bertambah.
Dalam skala kecil, usaha pengepul barang bekas adalah salah
satu bentuk
usaha sederhana yang memberikan tambahan pemasukan uang.
Sampah-sampah
anorganik yang dikumpulkan kemudian dijual untuk diolah
kembali menjadi
barang baru yang lebih layak untuk dipasarkan.
Tidak hanya itu, sampah bisa dijadikan mata pencaharian
tetap bagi para
pelaku usaha di bidang industri kreatif. Misalnya usaha daur
ulang ban
bekas menjadi kursi cafe yang unik.
Lebih jauh lagi, usaha ini membutuhkan ahli di bidang
pembuatan kursi,
sehingga lapangan pekerjaan akan terbuka dan peluang
meningkatkan
pendapatan ekonomi pribadi akan lebih luas.
Reduce atau mengurangi, merupakan prinsip pengolahan sampah
yang paling
sederhana. Cara ini mudah untuk dilakukan, namun kesadaran
masyarakat
lah yang menjadi kendala.
Jika masyarakat yang lebih sadar lingkungan, prinsip reduce
menjadi
salah satu yang dapat diandalkan. Beberapa contoh cara
mengurangi sampah
anorganik dalam kegiatan sehari-hari, seperti:
Prinsip kedua adalah reuse atau menggunakan kembali. Kita
bisa memilah
sampah anorganik yang sekiranya masih bisa dimanfaatkan
untuk
kepentingan lain. Gunakan kembali barang-barang yang masih
layak
digunakan dapat dimanfaatkan kembali.
Beberapa contoh penerapan prinsip reuse, antara lain:
Recycle atau mendaur ulang, merupakan salah satu prinsip pengolahan sampah anorganik yang akhir-akhir ini banyak dibicarakan. Mekanismenya adalah memanfaatkan sampah yang masih layak digunakan sebagai benda baru yang memiliki nilai jual dan nilai guna yang lebih tinggi. Berikut ini adalah beberapa contoh penerapan prinsi recycle atau daur ulang, yaitu:
Prinsip replace atau mengganti, merupakan sebuah prinsip yang bisa dilakukan untuk mengolah sampah anorganik. Sampah-sampah sintetis didistribusikan kembali ke pabrik untuk diolah menjadi produk baru. Misalnya sampah botol plastik yang bisa diolah kembali menjadi botol plastik yang baru.